31 Oktober 2008

30. Teguh Widodo


Grobogan, 15 Mei 1973

Desa Tegowanu, Kec. Tegowanu, Kab. Grobogan

Pesan dari Bapak Margono :
Perkataan yang menyenangkan adalah seperti madu. Manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.

Komentar Editor:
Pada waktu kita masih bersekolah, Teguh adalah anak yang selengekan. Meskipun ia mempunyai jiwa kepemimpinan, nyaris teman-teman satu kelasnya tidak memilihnya ketika ia menjadi kandidat ketua OSIS.

Namun ketika telah lulus dan memutuskan merantau ke Jakarta, Teguh berubah menjadi pribadi yang sangat dewasa dan bisa menguasai diri. Jiwa leadership-nya nampak, dan ia dipercaya oleh Bosnya untuk memimpin sebuah perusahaan. Konon Bosnya tersebut memiliki seorang anak yang telah meninggal, dan ia ingin melihat perusahaannya tetap berjalan. Dan Teguhlah yang dipercaya menjalankan roda perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor itu.

Di Jakarta, ia menampung teman-temannya yang ingin mencari pekerjaan, termasuk Margono dan Dadang. Teguh juga yang memperkenalkanku pada komputer. Aku ternyata orang yang termasuk mengidap penyakit jiwa “phobia.” Bagaimana tidak, waktu itu komputer adalah barang yang sangat mewah dan aku pikir komputer “sama dengan” Matematika. Dan aku katakan pada Teguh bahwa komputer bukan bidangku, sedang bakatku di bidang bahasa Inggris. Tapi Teguh memaksaku untuk mencobanya.

Pada waktu itu Teguh juga menawarkan aku pekerjaan di Planet Hollywood yang persyaratan utamanya adalah mampu berbahasa Inggris. Mungkin mentalku pada waktu itu yang masih sangat payah, sehingga aku menolaknya.

Pada waktu aku ke rumah Dadang di Palembang sekitar tahun 2002, Dadang mengatakan bahwa Teguh adalah orang yang jujur dan tulus. Saking jujur dan tulusnya, ia pernah ditipu orang dalam pekerjaannya. Yah, namanya juga Jakarta! Konon ibu kota lebih kejam dari ibu tiri!

Teguh pernah bekerja di Kalimantan dan bekerja di sana selama beberapa tahun. Ia pernah bercerita bahwa anaknya yang pertama, Lalang tak mengenalnya saat ia pulang dari Kalimantan. Atas permintaan istrinya ia kembali mencari pekerjaan di Jakarta, meskipun di Kalimantan sebenarnya ia sudah menempati posisi yang lumayan dalam pekerjaanya.

Sekarang Teguh mempunyai dua anak, anak pertama laki-laki dan kedua perempuan. Tinggal di Cinere, Jakarta Selatan. Istrinya, Atik adalah orang Betawi.

1 komentar:

ergy mengatakan...

sugeh tenan kowe