31 Oktober 2008

32. Titik Atmawati


Dorolegi, 15 April 1973

Dorolegi, Kec. Godong, Kab. Grobogan

Pesan dari Bapak Margono :
Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, semua adalah ciptaan Tuhan, maka gunakanlah sebaik-baiknya.

Komentar Editor:
Titik was a black- sweet girl. Pintar dan cerdas. Duduk satu bangku dengan Titik membuat aku tahu bahwa Titik adalah orang yang sangat terbuka (ekstrovert) dan suka bercerita.

Sebagai orang yang “sangat tertutup” atau introvert, aku mendengarkan semua cerita yang dituturkan oleh Titik, tetapi kadang aku tidak memahaminya, maklum kadang aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri dan aku kadang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami ceritanya.

Titik juga memahami karakterku yang pendiam. Suatu saat ia mengajak aku menyanyikan sebuah lagu barat dan meminta aku mengartikan maknanya. Mungkin karena sangat serius dan “khusyu”, teman-teman yang lain seperti Sri Nuryani bertanya kepada Titik mengapa Anom “tumben” nyanyi. Dengan berseloroh Titik mengatakan bahwa Anom sedang berulang tahun….. he… he…

Aku merasa sangat beruntung satu bangku dengan Titik. Matematika, kimia dan fisika, aku dapat contekan dari dia. Dia juga baik hati dan pengertian. Suatu saat dia tahu kalau aku nggak punya sepatu, Titik memberiku sepatu bekas PON (Pekan Olah Raga Nasional). Maklum dia ‘kan pernah menjadi anggota barisan pengiring api PON. Sepatu itu bahkan masih aku pakai ketika aku pertama kali mengadu nasib ke Jakarta.

Titik, thank you for all of your kindness.

Tidak ada komentar: